Menggurat Visi Kerakyatan
981

Saran Andreas mungkin perlu dipertimbangkan. Pers mahasiswa memang sudah saatnya memaksimalkan kekuatan internet. Situs haruslah ada. Kemudian yang terpenting: harus selalu diperbarui. Banyak pers mahasiswa yang punya situs, tapi terbengkalai. Sayang sekali.

Dengan memaksimalkan situs, setidaknya ada beberapa keuntungan bagi pers mahasiswa. Pertama, punggawa pers mahasiswa bisa menulis berita yang segar, tak harus menunggu cetak. Seperti kita sama-sama tahu, pers mahasiswa di Jember biasanya mencetak media mingguan (seringkali luput deadline); bulanan (lebih sering luput deadline); atau malah tahunan (jauh lebih sering luput deadline).

Kebiasaan ini tak memberikan ruang bagi berita-berita tipikal hard news. Awak pers mahasiswa tak punya ruang menuliskan isu yang sedang hangat. Ini bisa dihilangkan dengan maksimalnya situs. Para anggota pers mahasiswa bisa mengunggah tulisan-tulisan mereka saat itu juga tanpa harus menunggu masa cetak.

Keuntungan kedua adalah pers mahasiswa tak perlu bingung lagi biaya cetak. Seperti sama-sama kita tahu pula, kebanyakan organisasi pers mahasiswa di Jember mengalami masalah pendanaan. Dana agak seret. Pun seringkali tak mencukupi. Padahal ongkos cetak lumayan mencekik. Masalahnya, kalau pers mahasiswa menulis isu yang sensitif, kampus sering mengancam tak mencairkan dana. Ini jelas aral yang sangat mengganggu bagi penerbitan pers mahasiswa. Pers mahasiswa jadi punya ketergantungan terhadap pencairan dana.

Dengan situs yang optimal, kalian tak perlu mencetak buletin, tabloid, atau majalah kalian. Tinggal bikin versi pdf-nya yang lantas diunggah di situs kalian. Lalu disebar secara viral dan dapat diunduh gratis oleh siapapun. Ini jelas hemat biaya cetak dan menghindari ketergantungan terhadap dana dari pihak kampus.

Atau kalau masih bersikeras harus menerbitkan versi cetak, oplahnya bisa dikurangi. Jika biasa mencetak buletin 1.000 eksemplar, cetak 200 eksemplar saja. Sisanya disebar via internet. Kalau biasa cetak majalah 3.000 eksemplar, sekarang cukup cetak 500 saja. Sisanya disebar via internet. Jauh lebih hemat. Sisa anggaran dana bisa dialihkan ke hal lain. Beli buku atau komputer baru, misalkan.

Internet memang mengubah banyak hal di dunia. Mulai musik hingga pers mahasiswa. Andreas, di penghujung sebuah tulisannya mengenai internet dan pers mahasiswa, menulis kalimat penutup yang brilian.

“Sudah saatnya ‘pers mahasiswa’ berubah jadi ‘multimedia mahasiswa’ dan menghentikan kegiatan cetak mereka.” []


Leave a comment