Menggurat Visi Kerakyatan

Kembali Adakan Seminar, EDSA Angkat Tema “Setting Up the Career Journey”

Editor: Sofiyatul Aluf

1,649

Jumat (17/03), himpunan mahasiswa jurusan Sastra Inggris, English Department Students Association (EDSA) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) mengadakan seminar dengan tema “Setting Up the Career Journey” Get to Know Future Job Prospects for English Major!”. Penyelenggaraan seminar ini merupakan bagian dari program kerja EDSA. Berbeda dari tahun sebelumnya yang diadakan secara daring karena pandemi, seminar kali ini digelar secara luring bertempat di aula Sutan Takdir Alisjahbana FIB.

Bening Puspita Sundari, selaku ketua panitia, menjelaskan alasan pemilihan tema seminar “Setting Up the Career Journey” tidak lain karena ingin menarik perhatian mahasiswa Sastra Inggris. Alasan selanjutnya adalah ingin memberikan informasi mengenai prospek pekerjaan lulusan Sastra Inggris. “Jadi kita sebenernya ingin menggaet peserta dan showing them bagusnya Sastra Inggris. Selain itu, juga mau sharing informasi tentang pekerjaan apa yang bisa dilamar setelah lulus nanti,” jelas Bening Jumat (17/03).

Seminar mengenai karir lulusan Sastra Inggris ini mengundang dua orang pemateri. Mereka adalah Ghanesya Hari Murti, S.S., M.Hum. salah satu dosen Sastra Inggris FIB Unej dan Zakkyl Fikri Pratama yang merupakan seorang CEO di Translation Transfer.

Sesuai dengan tema yang diangkat, dalam pemaparan materi, kedua pemateri menjelaskan prospek kerja lulusan Sastra Inggris. Persisnya, Ghanesya memaparkan pengalaman pekerjaannya sebagai seorang dosen Sastra Inggris, sedangkan Zakkyl membagikan prospek pekerjaan lulusan Sastra Inggris dalam berbagai bidang; pariwisata, pertanian, kesehatan, bidang IT.  Tidak ketinggalan, Zakkyl juga membagikan pengalamannya saat menjadi penerjemah salah satu series Netflix dan permainan Mobile Legend yang diharapkan dapat memotivasi peserta seminar.

Selain itu, seminar ini juga dihadiri oleh para tamu undangan, di antaranya kepala jurusan (Kajur) Sastra Inggris, Wakil Dekan (Wadek III), dan pembina EDSA.  Adapun dalam pelaksanaannya, acara diawali dengan penyampaian sambutan oleh Dr. Ikwan Setiawan S.S., M.A. selaku Wadek III dikarenakan Kajur Sastra Inggris, Indah Wahyuningsih, S.S., M.A. berhalangan hadir. Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan acara oleh Dewianti Khazanah S.S., M.A. selaku pembina EDSA, dan sekaligus memberikan motivasi kepada peserta yang hadir.

Bening memaparkan kendala yang terjadi sebelum penyelenggaraan seminar terkait pendanaan dan surat-menyurat. Ia menjelaskan bahwa dana yang diterima dari fakultas belum cukup untuk mendanai kebutuhan lain yang dibutuhkan, sehingga ia dan panitia berinisiatif berjualan. “Dari fakultas, kami meminta dana untuk pematerinya saja. Jadi dana untuk kebutuhan lain, termasuk konsumsi, kami mengusahakan sendiri. Kami melakukan dana usaha (Danus) dan thrifting (jual beli barang bekas layak pakai) baju, sepatu, komik, dan novel,” ujar Bening.

Bening menjelaskan bahwa proses surat-menyurat yang sempat terkendala, karena kesibukan pihak Dekanat, akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. “Proses surat menyurat itu juga cukup sulit karena kesibukan atasan sehingga susah ditemui. Kami sempat kaget juga setelah dapat kabar kalo aula juga mau digunakan dosen di hari yang sama, tapi untungnya bisa ke-handle,” jelas Bening.

Bening berharap acara seminar EDSA ini memberikan manfaat untuk peserta yang hadir. Terlebih lagi, ia berharap di tahun mendatang, EDSA bisa kembali menyelenggarakan seminar dalam skala yang lebih besar. “Saya berharap semoga kegiatan EDSA bisa bermanfaat khususnya untuk kalangan umum. Dan semoga EDSA bisa bikin seminar dengan skala lebih besar biar bisa menjangkau khalayak di luar Unej,” harapnya.

Widhaah Khalishah Zalfa, mahasiswi Sastra Inggris angkatan 2019, membagikan kesannya setelah mengikuti seminar tersebut. Ia menyarankan dan mengharapkan penyelenggaraan seminar di tahun mendatang dapat berlangsung lebih lama. “Seminarnya sudah bagus. Mungkin seminar selanjutnya bisa memperpanjang durasi. Karena kemarin mepet sama waktu salat Jumat, jadi kurang banyak materi yang disampaikan. Terus kedepannya mungkin bisa ada games biar pesertanya enggak ngantuk,” harap Zalfa.

Zalfa merasa termotivasi dan terinspirasi setelah mendengar pengalaman pemateri.  “Seminarnya lumayan informatif. Selain menginspirasi dan memotivasi, kata-kata yang kuingat dari pemateri adalah jangan takut gagal dan jangan takut adanya cobaan karena dua hal itu penting untuk kesuksesan,” pungkas Zalfa. []

 

Leave a comment