Wujud Solidaritas Jember terhadap Petani Temon
Acara “Pilih Nandur, Ora Mabur”, solidaritas dari Jember untuk petani di Temon Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta ini berlangsung mulai sore hari. Meski hujan sempat turun, sudah ada beberapa orang yang menghadiri acara ini. Tak hanya hadir dan mendonasikan sesuatu, mereka juga menikmati acara dengan menyanyi bersama.
Dimas Sulton, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember mengaku tertarik untuk ikut serta dalam acara ini. Ia mengaku tidak terlalu mengikuti perkembangan kasus ini, namun ia tertarik untuk mencari tahu proses hukum yang dilalui oleh petani Temon. “Kasusnya kayak di Samin, meski perlawanannya ada lewat dalam dan luar tapi pembangunan itu tetap jadi,” tutur Dimas.
Dimas menjelaskan bahwa kasus yang dialami petani Temon, di ranah hukum hampir sama dengan kasus agraria yang ada di Samin, Jawa Tengah. Ia berharap petani Temon dapat mempertahankan sertifikat tanah mereka karena menjadi landasan hukum.
“Semoga orang disana tetap bisa menjaga sertifikat. Karena yang saya tau meski mereka gak punya rumah tapi mereka punya sertifikat, izin konsesi dari pembangunan itu gak bisa keluar,” jelas Dimas. Ia mengaku selalu mengikuti proses pendampingan warga Samin yang menolak pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah.
Dimas berharap agar petani Temon mampu bertahan dan tetap menjaga sertifikat tanah mereka. Ia mengaku ingin menjadi relawan untuk pergi ke Kulon Progo. “Rencana ingin ikut menyalurkan bantuan kesana tapi saya masih belum bisa ikut,” ungkapnya. Dimas juga menyampaikan bahwa ia ingin ada lebih banyak orang yang peduli terhadap kasus ini dan melakukan pendampingan hukum.
Selain Dimas, salah satu seniman di Jember bernama Yoga Andriyanto, juga turut serta dalam acara ini. Ia miris melihat keadaan yang dialami para petani di Temon. Karena menurutnya keadaan yang dialami petani itu cukup berat, mereka harus bisa sabar dan berlapang dada atas peristiwa ini.
Mulanya Yoga tau acara ini dari unggahan kawan-kawannya di media sosial. Ia tertarik untuk ikut memberi donasi kepada petani yang ada di Temon. Akhirnya ia datang, meski hanya datang seorang diri, ia bertemu banyak kawan di tempat acara berlangsung. “Karena ini menyangkut tentang kemanusiaan dan sekalian sedang mempunyai sesuatu untuk disumbangkan,” jelasnya.
Yoga senang mengikuti serangkaian acara pada malam itu. Kesederhanaan acara ini membuat Yoga lebih menikmatinya. “Acaranya asik, juga sederhana, lebih suka acara kayak gini jadi lebih nyaman, lebih santai, tidak formal juga bisa saling merangkul,” ungkapnya.
“Jadi harapan saya buat acara ini, temen-temen bisa lebih aktif dalam tujuan sosial dan kemanusiaan, karena itu penting. Bahwasanya kita manusia yang setara, berbeda dan bersaudara,” imbuh Yoga.[]