Tolak Kenaikan BBM, Aliansi BEM dan Mahasiswa se-Jember Gelar Demonstrasi
Editor: Khuzaimatus Sholihah
Sejumlah BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan mahasiswa se-Jember menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Jember, Jumat (09/09). Aksi demontrasi ini merupakan bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah mengenai kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) jenis pertalite, solar, dan pertamax yang diumumkan langsung oleh Presiden Ir. Joko Widodo pada Sabtu, (03/09) pukul 14.30 WIB.
Sekitar pukul 13.20 WIB, massa aksi mulai berkumpul di sekitaran Double Way Universitas Jember. Lalu massa aksi menggelar orasi dan mengucapkan Sumpah Mahasiswa yang dipimpin oleh Mohammad Rizal Mindyansyah, mahasiswa Universitas dr. Soebandi, selaku Korlap (Koordinator Lapangan) pada pukul 14.40 WIB. Pukul 14.42 WIB massa aksi melakukan long march menuju gedung DPRD Jember dan tiba pukul 14.55 WIB.
Tepat pukul 15.00 WIB, massa aksi secara bergantian menyampaikan orasi dan mengucapkan Sumpah Mahasiswa di sekitar bundaran DPRD Jember. Selain itu, ada penampilan teater oleh mahasiswa yang bergabung dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Kesenian Dinding Universitas PGRI Argopuro Jember.
Songle, ketua umum UKM Kesenian Dinding Universitas PGRI Argopuro Jember, menjelaskan teater ini merupakan cara mereka menyampaikan aspirasi selain berorasi. “Bukannya tidak bisa orasi atau segala macam, tapi kita menjadi demonstran dengan cara kita melalui teater tadi,” jelas Songle.
Ia turut membagikan makna dari penampilan teater yang disajikan rekan-rekannya. “Pemain berbaju putih menggambarkan seorang pemimpin, dan lima orang lainnya menggambarkan masyarakat menengah bawah dan menengah atas,” terang Songle.
Teatrikal yang berlangsung kurang lebih selama tujuh menit itu cukup menyita atensi massa aksi beserta orang yang melintas di sekitaran bundaran Gedung DPRD Jember. Sorakan dan tepukan tangan terdengar setelah teatrikal berakhir. Kemudian, acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi.
Pukul 15.26 WIB, massa aksi serentak mulai memasuki dan memenuhi halaman gedung DPRD Jember. Sekitar pukul 15.34 WIB, Itqon Syauqi, Ketua DPRD Jember keluar menemui massa aksi yang berkumpul di halaman gedung DPRD Jember.
Tidak lama setelah itu, beberapa perwakilan aliansi BEM se-Jember kembali berorasi. Tepat pukul 15.35 WIB, Korlap menyampaikan Press Release sikap dari aliansi BEM dan mahasiswa se-Jember mengenai tuntutan kepada DPRD Jember. Salah satu tuntutannya adalah mengenai subsidi BBM yang terlalu tinggi dan kurang mempertimbangkan daya ekonomi masyarakat.
Tuntutan aksi kali ini antara lain, pertama, mendesak pemerintah untuk menarik kebijakan pemotongan subsidi BBM. Kedua, mendesak pemerintah untuk merevisi dan mengesahkan Perpres No. 191 Tahun 2014 tentang penyediaan, pendistribusian dan harga jual eceran BBM. Ketiga, mendesak BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas) untuk membuat regulasi pengawasan BBM subsidi baik penyediaan, pendistribusian dan kriteria penerima BBM bersubsidi. Keempat, menuntut dan mendesak pemerintah mengevaluasi tiga tahun kinerja BPH Migas dalam pengelolaan BBM. Kelima, menuntut pemerintah memulihkan perekonomian nasional, pasca kebijakan pemotongan subsidi BBM jenis pertalite dan solar serta kenaikan BBM jenis pertamax. Keenam, mendesak pemerintah untuk segera menurunkan harga BBM subsidi.
Setelah tuntutan dibacakan, sebelum diskusi penandatanganan Pakta Integritas, Korlap memastikan kepada ketua DPRD Jember mengenai kelengkapan pimpinan fraksi partai politik. Namun, ternyata ada satu pimpinan fraksi yang sedang tidak berada di kantor DPRD Jember. “Seluruh fraksi datang, hanya satu yang gak datang, yaitu PDIP karena memang ketua fraksinya ada acara partai di Surabaya,” jelas Itqon saat ditemui usai massa aksi dibubarkan.
Selain itu, sempat terjadi pembakaran ban di halaman depan gedung DPRD Jember sebagai bentuk ketidakpercayaan massa karena belum adanya respon dari ketua fraksi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan). Kemudian, tepat pada 16.57 WIB, api dari pembakaran ban tersebut mulai dipadamkan.
Setelah diskusi membahas mengenai Pakta Integritas bersama ketua DPRD serta perwakilan aliansi BEM dan mahasiswa se-Jember, pada pukul 17.00 WIB massa aksi mulai memasuki dan memenuhi ruangan gedung DPRD Jember.
Pukul 17.03 WIB, Itqon mulai membacakan dan menandatangani Pakta Integritas. Dalam prosesnya, sempat terjadi kendala yaitu ketidakhadiran pimpinan fraksi PDIP untuk menandatangani Pakta Integritas. Menanggapi hal tersebut, Korlap menawarkan opsi untuk menunggu respon dan tanda tangan dari pimpinan fraksi PDIP sampai dengan hari Senin. Namun massa aksi merasa keberatan karena terlalu lama, sehingga kembali terjadi negosiasi antara massa aksi dan ketua DPRD Jember.
Itqon secara resmi menyatakan sikap terkait massa aksi pukul 17.35 WIB. “Saya pastikan besok sebelum jam 11 dari fraksi PDIP telah menandatangani Pakta Integritas yang telah diserahkan oleh aliansi BEM se-Kabupaten Jember ini. Jika tidak, maka tepat pukul 11 jabatan saya yang akan jadi taruhannya,” ucap Itqon. Dengan demikian, Pakta Integritas tersebut masih akan ditunggu hingga Sabtu (10/09).
Sekitar pukul 17.40 WIB, massa aksi meninggalkan gedung DPRD Jember. Seruan aksi aliansi BEM dan mahasiswa se-Jember ini berlangsung selama kurang lebih tiga jam, terhitung sejak pukul 14.30 WIB – 17.30 WIB. Pada aksi kali ini, total ada 450 peserta dari berbagai universitas di Kabupaten Jember. “Kurang lebih ada 450 massa aksi,” ucap Rizal.
Rizal juga menjelaskan mengenai kelanjutan dari seruan aksi kali ini. “Untuk besok mungkin hanya akan ada perwakilan dari ketua elemen mahasiswa dan juga aliansi BEM se-Jember,” ujar Rizal.
Songle, mahasiswa Universitas PGRI Argopuro Jember, menanggapi seruan aksi ini sebagai bentuk ikhtiar mewakili rakyat. “Ikhtiar yang mungkin bisa kita lakukan tentang BBM naik, atau bisa diturunkan, atau mungkin ada cara lain untuk kita dari pemerintah,” ungkap Songle.
Songle turut berharap harga BBM bisa kembali normal, dan berharap akan ada solusi terbaik dari pemerintah. “Solusi yang bisa dilakukan pemerintah agar tidak terjadi inflasi dan kemiskinan yang lebih parah lagi meskipun BBM naik,” imbuhnya.
Telah dikonfirmasi bahwa pimpinan fraksi PDIP telah menandatangani Pakta Integritas, Sabtu (10/09). []