Selama lima tahun tes DNA Tan Malaka berjalan dan tidak menuai hasil. “Peluang untuk menggunakan hasil tes DNA sangat kecil. Kemungkinan tidak bisa diterapkan untuk membuktikan jazad itu adalah Tan Malaka. Karena pembuktian yang sudah dari dulu dilakukan juga belum mendapatkan hasil,” ungkap Sejarawan KITLV tersebut menanggapi lambatnya proses penelitian tim forensik.
Harry A. Poeze juga beranggapan bahwa pemerintah masih ragu akan kepastian makam Tan malaka. Sehingga pemerintah cenderung menunggu hasil tes DNA. “Sudah jelas tes DNA tidak bisa digunakan karena sisa yang ada, yang dibawa dari makam terlalu kecil dan terlalu sulit untuk memastikan yang pas,” jelas Harry yang dari 1976 hingga Juli 2010 pernah menjadi Direktur Penerbit KITLV.
Namun Harry A. Poeze meyakini bahwa makam Tan Malaka berlokasi di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Pada 21 Februari 1949 yang lalu, Tan Malaka dieksekusi oleh Brigade Sikatan atas perintah Letnan Dua Sukotjo. Sebagaimana hasil penelitiannya selama ini. Harry A. Poeze juga sangat yakin jika hasil penelitian tim forensik akan menuai hasil, bahwa yang mereka selidiki adalah kerangka Tan Malaka.
“Menurut data sejarah, penelitian history saya dan ahli forensik sudah jelas bahwa Desa Selopanggung adalah tempat peristirahatan terakhir Tan Malaka,” ungkap Harry A. Poze, pasca menjadi pembicara dalam Public Speech, ‘Jejak Tan Malaka di Republik Indonesia’ dan bedah buku terbaru Harry A. Poeze, Ph. D, Senin pagi (10/02) di Aula Fakultas Sastra Universitas Jember.
Dari bukti dan surat yang telah dia kirimkan bersama keluarga Tan Malaka, dia berharap Kementerian Sosial segera memindahkan makam Tan Malaka ke Taman Makam Pahlawan Kalibata di Jakarta. Sejarawan yang telah mendedikasikan selama 40 tahun hidupnya untuk meneliti tentang Tan Malaka itu juga mengatakan, “Jika makam Tan Malaka sudah dipindahkan ke Kalibata, berarti pemerintah sudah mengakui bahwa Tan Malaka adalah pahlawan nasional.”
Setelah selesai meluncurkan buku ‘Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia’ jilid IV, Harry A Poeze masih akan menulis lagi tentang Tan Malaka. “Ada beberapa subjek yang saya mau teliti lagi antara lain, menulis tentang Tan Malaka di Moscow atas dasar arsip baru yang saya dapat dari Moscow.”[]
Penulis: Fahmy Hilmy Abdillah Editor: Dieqy Hasbi Widhana