Agenda pembentukan Ikatan keluarga Mahasiswa Universitas Jember (IKM Unej) dinilai tidak tepat sasaran. Pasalnya, undangan Musyawarah Besar (Mubes) IKM Unej hanya diperuntukkan pada mahasiswa yang bergabung dalam Oragnisasi Mahasiswa (Ormawa) saja. Sehingga tidak semua mahasiswa bisa mengikuti sidang Mubes IKM Unej.
Hal tersebut diungkapkan oleh Agustira Rahman Ilhami, mahasiswa Fakultas Teknik Unej setelah mengikuti Musyawarah Besar (Mubes) IKM Unej pada Senin (16/06) kemarin. “Berarti IKM ini, aku rasa hanya sebatas orang-orang yang ikut organisasi doang. Sedangkan IKM untuk mahasiswa keseluruhan,” kata Agustira.
Agustira pun menyayangkan kebijakan Pansus IKM Unej yang melarang mahasiswa untuk mengikuti Sidang Mubes IKM Unej tanpa menyertakan surat undangan. Sementara itu surat undangan Mubes IKM Unej dikirimkan dalam waktu yang cukup mendadak. “Ya semoga itu nggak disengaja ya. Karena datangnya undangan yang hanya beberapa jam sebelum acara,” kata Agustira.
Selain itu Agustira juga menduga adanya unsur kesengajaan dalam lambatnya pembagian undangan yang dilakukan oleh Pansus IKM Unej kepada semua Ormawa. Seperti yang terjadi pada Mubes IKM Unej Jumat (13/06) kemarin. “Yang kemarin kan satu hari sebelumnya. Ya akhirnya yang hadir 75 dari 209 (jumlah ormawa). Itu sepertinya disengaja,” tandas Agustira.
Menanggapi hal tersebut, Ferio Ekananda, Pimpinan Sidang Mubes IKM Unej, menjelaskan bahwa Ormawa merupakan representasi dari mahasiswa Unej. “Ormawa itu kan representatif dari mahasiswa. Jadi ketika kita masuk dalam fakultas atau universitas, langsung dihadapkan dengan sosialisasi UKM, HMJ, BEM atau DPM atau UKM di pusat. Itu menandakan bahwasanya Ormawa itu sekaligus mewakili dari mahasiswa,” pungkas Ferio.[]
Penulis: Kholid Rafsanjani Reporter: Mohammad Sadam Husaen