Menggurat Visi Kerakyatan

Pelajari Mitigasi Perlakuan Negatif pada Persma, LPM Marhaen Adakan Webinar

Editor: Ayu Zhahrotul Madinah

561

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Marhaen, Universitas Bung Karno (UBK) pada hari sabtu (25/06) menyelenggarakan webinar secara daring dengan tema “Upaya Mitigasi Pers Mahasiswa dalam Penulisan Isu Sensitif”. Webinar ini berlangsung pada pukul 14.00 – 16.20 WIB dengan menghadirkan tiga pemateri, yaitu Syifa Nur Layla selaku pemimpin redaksi LPM Institut, Ade Wahyudin dari LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Pers, dan Erwin Dariyanto dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.

Maria Goreti Ceria selaku sekretaris pelaksana webinar memaparkan, pemilihan tema webinar ini berdasarkan latar belakang banyaknya LPM yang mengalami tindakan tidak baik dari pihak luar ketika mengangkat isu sensitif. “Kami mengangkat tema ini berangkat dari hal-hal yang akhir-akhir ini sering dialami oleh LPM, contohnya kemarin  yang dialami oleh LPM Institut, itu kemarin mengalami perlakuan yang tidak baik dari pihak-pihak luar karena mereka menaikkan isu-isu sensitif,” tuturnya pada Minggu (26/06).

Reti menuturkan tindakan tidak baik yang dialami oleh LPM bisa berupa intimidasi dan pemberedelan. Sehingga, dengan adanya webinar ini untuk mempelajari bagaimana cara LPM dalam menuliskan berita, menambah wawasan terkait hal yang harus dilakukan ketika mengalami tindakan yang kurang berkenan dari pihak luar. “Supaya LPM bisa sama-sama mempelajari bagaimana tindakan-tindakan yang dapat kita lakukan ketika mengalami hal-hal yang kurang baik, seperti contohnya intimidasi dan bahkan pemberedelan,” ucapnya.

Menurut Reti, pelaksaan webinar secara daring dapat menjangkau mahasiswa di seluruh Indonesia. Sehingga,  para mahasiswa bisa mempelajari upaya mitigasi ketika LPM mengalami hal yang tidak baik dari pihak luar. “Kita mengadakan secara online agar bisa menjangkau semua mahasiwa yang ada di Indonesia, dan kita sama-sama mempelajari bagaimana sih upaya mitigasi ketika LPM itu mengalami hal-hal yang tidak baik dari pihak-pihak luar,” ungkapnya.

Mengenai pemilihan pemateri, Reti menjelaskan bahwa ketiga pemateri dipilih berdasarkan pada pengalaman dan kompetensi yang dimiliki. Salah satunya, Ade Wahyudi selaku pemateri kedua, yang sering membantu menangani masalah-masalah LPM terkait tindakan tidak baik ketika mengangkat berita dengan isu sensitif. “Mas Ade juga sering mendapat pengaduan kayak pemberedelan, ataupun intimidasi dari oknum-oknum yang tidak setuju menaikkan isu-isu seperti itu,” ungkapnya.

Dalam pelaksaan acara webinar ini, Reti mengatakan berjalan dengan lancar tanpa ada kesulitan. “Untuk kendala, nggak ada si kak, semuanya berjalan dengan lancar,” tuturnya.

Reti berharap akan ada acara selanjutnya yang membahas isu berbeda agar dapat membantu memecahkan masalah yang dialami oleh mahasiswa. “Bisa melakukan kegiatan-kegiatan seperti ini lagi, tapi harapannya tidak membahas isu di sekitar LPM ya, atau hal-hal yang dialami pers mahasiswa, agar masalah-masalah lain bisa dipecahkan,” tuturnya.

Amelda Kaspiyanti selaku peserta webinar, mengungkapkan bahwa pembahasan dari pemateri menambah wawasannya. “Aspek pembahasannya berbeda-beda. Jadi bisa memperkaya pengetahuan juga memperkaya materi,” ucapnya pada Sabtu (25/06).

Ia berharap, akan semakin banyak webinar yang membahasa isu-isu menarik seperti ini dengan menghadirkan narasumber yang juga berkompeten. “Harapan saya untuk webinar hari ini, kedepannya makin banyak lagi isu-isu menarik yang dibahas, tentunya dengan narasumber-narasumber yang kompeten.” pungkasnya. []

Leave a comment