Aksi Solidaritas, Sebuah Bentuk Kepedulian Terhadap Petani Berem
Maraton Pembacaan Puisi dan Panggung Seruan Solidaritas untuk Petani Berem, Dusun Bregoh, Desa Sumberejo, Ambulu digelar di Alun-alun Kabupaten Jember. Acara yang bertajuk Kabut Pekat di Wajah Petani ini diadakan pada Selasa (20/ 02) pukul 08.00 hingga 22.00 WIB.
Acara tersebut tersebut diadakan oleh Aliansi Peduli Tani Jember (API TANI). “Kami sengaja dari teman-teman API TANI Jember, terkait penyikapan kasus yang terjadi di Sumberejo,” ungkap Bahar Muhammad selaku Koordinator Lapang acara tersebut. API TANI merupakan suatu komunitas yang berada di bawah naungan organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Aksi solidaritas tersebut dilatarbelakangi oleh tidak adanya respons dari Pemerintah Kabupaten Jember terhadap aksi API TANI dan PMII yang telah dilakukan sebanyak dua kali, yakni di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jember dan Kantor Bupati Jember. “Ini sengaja kami lakukan, karena beberapa kali kami melakukan aksi dan dilakukan selama dua kali aksi itu tidak ada respons dari bupati,” terang Bahar.
Bahar mengungkapkan bahwa tujuan dari diadakannya aksi solidaritas tersebut adalah untuk mengumpulkan mahasiswa di luar komunitas API TANI, yang tergabung dalam Pecinta Alam, Lembaga Pers Mahasiswa, dan Penggiat Kesenian. “Karena kami kekurangan tenaga, kekurangan pemikiran. Makanya, untuk mengumpulkan teman-teman agar saling peduli terhadap petani,” ujar Bahar.
Banyak pertunjukan yang ditampilkan dalam aksi solidaritas ini, seperti pembacaan puisi dan orasi, musikalisasi puisi, teatrikal puisi, dan nyanyian kemanusiaan. Selain itu, juga digelar acara diskusi untuk memberi pandangan baru terkait konflik agraria terutama di Dusun Bregoh. “Ada acara diskusi untuk memberikan teman-teman pemahaman yang baru. Diskusi terkait dengan kasus-kasus yang terjadi, khususnya di Berem ini,” ujar Bahar.
Ia merasa pengunjung Alun-alun Jember menunjukkan respons yang biasa. Namun, Bahar berharap pengunjung bisa menangkap maksud dari digelarnya acara tersebut.
Untuk persiapan acara, Bahar mengaku tidak ada kendala yang berarti, meskipun hujan mengguyur selama beberapa saat. “Kesulitannya tidak ada. Dengan keadaan hujan kami tidak gampang menyerah, karena ini adalah itikad baik untuk memperjuangkan hak-hak petani,” ungkap Bahar.
Bahar berharap pihaknya tidak akan lepas tangan begitu saja pasca acara aksi solidaritas ini digelar. “Harapan saya, setelah acara ini kawan-kawan tetap dalam satu lingkaran dalam membela petani, jadi tidak lepas hanya seremonial saja,” harapnya.[]