Menggurat Visi Kerakyatan

Menengok Kembali Pelanggaran HAM di Masa Lalu Lewat Film Istirahatlah Kata-kata

5,719

Sekitar 200 penonton mendatangi Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Jember (UJ) untuk menyaksikan pemutaran Film Istirahatlah Kata- kata pada Selasa, 20 Februari 2018. Acara tersebut diselenggarakan oleh Wahyu Susilo selaku koordinator pemutaran film tersebut yang bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jember, Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian UJ, Migrant Care, dan Lembaga Pers Mahasiswa IDEAS.

Film Istirahatlah kata-kata menceritakan kisah hidup Wiji Thukul ketika dalam pelariannya. Film tersebut juga terispirasi dari puisi-puisi Wiji Thukul.

Wahyu mengatakan bahwa minat masyarakat cukup tinggi ketika film tersebut diputar di bioskop. Pada akhirnya untuk mengatasi keterbatasan di bioskop, ia mengadakan pemutaran Film Istirahatlah Kata-kata dan diskusi di beberapa kota di Indonesia. “Ketika film ini masuk di bioskop ternyata banyak publik punya keminatan,  jadi kita juga ingin masyarakat awam, masyarakat umum, pelajar, itu juga tau situasi yang diangkat dalam film ini,” ujar Wahyu.

Ia juga menjelaskan bahwa tujuan dari acara pemutaran film ini adalah agar masyarakat mengetahui  kasus pelanggaran  Hak Asasi Manusia (HAM) di masa lalu. “Agar publik juga bertanya-tanya. Bukan hanya soal Thukul, tapi soal pelanggaran HAM pada saat itu, melihat bahwa penegakan Hak Asasi Manusia itu masih ada catatan, masih banyak juga yang belum tuntas,” tukasnya.

Bambang Teguh Karyanto selaku koordinator lokal pemutaran Film Istirahatlah Kata-kata mengatakan bahwa  antusiasme penonton cukup tinggi. “Saya tidak menduga ya akan sebanyak ini, tadi juga ada yang sampai tidak bisa masuk,” jelasnya.

Ia berharap dengan adanya pemutaran film ini, generasi muda tidak melupakan sejarah pelanggaran HAM di masa lalu. “Anak bangsa harus mampu melawan lupa beban sejarah yang belum diselesaikan oleh negara,  agar tidak ada pengingkaran terhadap Hak Asasi Manusia,” ujarnya. Ia juga berharap dengan adanya acara tersebut dapat menumbuhkan minat masyarakat khususnya mahasiswa terhadap film-film dengan tema yang tidak mainstream. []

 

 

 

 

Leave a comment