Film Confucius adalah sebuah film drama yang menceritakan tentang sejarah KongQiu yang kita kenal sebagai pemimipin aliran Confucianisme. Kong Qiu “Confucius” yang juga dikenal sebagai Zhong Ni diperankan oleh Chow Yun Fat adalah seorang walikota Zhongdou dari kerajaan Lu di masa pemerintahan Ding.
Pada masa itu, kekuasan di kerajaan Lu diserahkan pada tiga klan aristokrat yang dikenal sebagai tiga kerajaan mulia yaitu Klan Jishi, Sushi, dan Mengshi. Confucius tinggal di sebuah desa kecil bersama istri, seorang putra dan seorang putri dan mereka hidup dengan harmonis.
Meskipun Confucius datang dari keturunan orang yang biasa-biasa saja, namun dia adalah orang yang berkepribadian sangat hebat, bijak, dan mempunyai prinsip yang kuat dalam kenegaraan. Disamping sebagai pembantu kerajaan, Confucius juga berprofesi sebagai guru, dan dia mempunyai murid yang banyak.
Pada masa pemerintahan itu, Confucius yang sudah menjabat sebagai walikota selama setahun, diberi kepercayaan oleh kaisar dari kerajaan Lu untuk diangkat menjadi Menteri Hukum yang sedang kosong karena menteri Ji Yiru baru saja meninggal. Oleh karena kinerja pada masa satu tahun kepemerintahannya di Zhongdou sangat maju dan sangat berhasil, maka dia diberi kepercayaan itu.
Namun, setelah dia diangkat menjadi menteri hukum, banyak sekali musuh politiknya yang ingin menggulingkanya dari jabatan itu karena kebijakan dan prinsip yang dimiliki Confucius dalam bernegara sangat berbeda dari mereka, musuh politiknya yang sangat menentangnya adalah dari keLuarga Ji.
Salah satu kebijakannya yang berbeda dari Ji Sunsi adalah tentang prinsip kemanusiaan yaitu dengan menghilangkan tradisi kuno yang mengorbankan makhluk hidup sebagai sebuah ritual, contohnya dalam film ini adalah confucius meminta pada raja untuk menghentikan ritual jahat yang mengorbankan makhluk hidup (beberapa budak) bersama Tuan mereka yang sudah meninggal dan confucius sangat tidak setuju dengan tradisi seperti itu karena melanggar prinsip kemanusiaan.
Sejak Kerajaan Lu mengangkat Confucius menjadi menteri, banyak kerajaan-kerajaan lain khawatir akan semakin bertambah kuatnya kekuatan kerajaan Lu dan akan mengancam kekuasaan mereka, salah satunya adalah kerajaan Qi. Akhirnya, Raja Qi merencanakan sesuatu untuk menyandera confucius dan penguasa Lu. Dan kemudian mendiskusikan bagaimana penguasa dan tiga keluarga bangsawan dapat tunduk pada Kerajaan Qi dengan membuat sebuah pertemuan untuk memberikan selamat dengan diangkatnya Confucius menjadi menteri.
Namun rencana mereka tidak berhasil karena Confucius tahu apa tujuan kerajaan Qi mengundang mereka, sehingga Confucius membuat sebuah strategi untuk jaga-jaga jika kerajaan Qi akan melakukan sesuatu terhadap mereka. Akhirnya Confucius benar terhadap apa yang akan dilakukan kerajaan Qi, sehingga dia dan Raja Lu lolos dari rencana penyanderaan yang akan dilakukan oleh Raja Qi.
Confucius berhasil membuat kerajaan semakin meningkat dalam beberapa bidang, pada tahun 498SM, Confucius diangkat menjadi menteri dalam negeri karena raja semakin percaya terhadap kecakapan confucius. Sehingga Confucius hanya fokus terhadap segala apa yang terjadi di dalam kekuasaan kerajaan, seperti pembangunan Wuzi untuk mencegah banjir dan lain-lain.
Selain itu, Confucius juga ingin memajukan kerajaan dengan meruntuhkan tembok-tembok penghalang tiga keluarga bangsawan kerajaan meskipun itu sangat berbahaya bagi dirinya, namun dia tetap melakukannya karena dia ingat pada perkataan almarhum gurunya Zichan: “ingatlah seumur hidup kalian, dahulukan kepentingan negara dari pada diri sendiri”. Dan kebijakannya untuk meruntuhkan tembok itupun disetujui oleh raja Lu.
Sebenarnya tujuan Confucius meruntuhkan tembok itu adalah untuk mencegah tiga keluarga bangsawan kerajaan ini untuk memamerkan kekuasaan mereka masing-masing dan mematahkan terjadinya separatisme diantara mereka. Setelah disetujui oleh menteri-menteri, maka penghacuran tembok itupun dilakukan. Namun saat penghancuran tembok itu dilakukan, salah satu pemberontak yang bernama Jenderal Gongshan (jendral kesetiaan Ji yiru) memanfaatkan itu untuk menyerbu Qufu , ibukota kerajaan Lu dan mengambil-alih kerajaan, membunuh Confucius dan melenyapkan tiga keluarga bangsawan kerajaan.
Penghancuran tembok itu hampir berhasil, tiba-tiba saja Raja Lu menghentikan rencana itu karena Raja khawatir terhadap rencana penyerangan yang akan dilakukan oleh Li Chu, Raja kerajaan Qi. Li Chu sudah siap menyerang dan sudah berada di perbatasan dengan membawa 30.000 pasukan dan membentuk aliansi dengan kota Chengyi. Akhirnya raja Lu menghentikan penghancuran tembok-tembok itu dan memecat Confucius menjadi pejabat kerajaan.
Setelah mendapat patahan giok dari kerajaan yang menandakan hadiah perpisahan, pada tahun 497SM, Confucius meninggalkan kerajaan Lu dan mengasingkan diri dengan melakukan pengembaraan bersama murid-muridnya dari negara ke negara lain, dan sampailah dia di DiQiu, ibukota kerajaan Wei. Di kerajaan Wei, Confucius dimintai pendapat bagaimana dan apa yang harus dilakukan kerajaan agar rakyatnya makmur dan kerajaan aman. Karena dia tahu apa yang akan terjadi di kerajaan Wei, dia meniggalkan kerajaan itu dan melakukan perjalanan lagi ke kerajaan Song. Tidak berapa lama di kerajaan Song, dia diusir oleh pangeran huan untuk keluar dari kerajaan.
Pada tahun 484 SM, kerajaan Qi menyerang kerajaan Lu, sehingga perdana menteri Ji sangat menyesal terhadap rencana Confucius beberapa tahun lalu. Kemudian dia ingin Confucius kembali ke kerajaan Lu dan menyelesaikan masalah ini. Namun perdana menteri Ji malu pada Confucius setelah apa yang telah diperbuatnya beberapa tahun lalu. Sehingga dia memanggil murid kesayangannya Ran Qiu untuk menghadapi peperangan ini dan akhirnya berhasil.
Tak lama kemudian setelah peperangan berakhir, perdana menteri Ji mengirim beberapa orang untuk mencari Confucius karena Perdana Menteri Ji ingin meminta maaf padanya. Akhirnya Confucius bisa kembali dengan syarat dia tidak ingin disibukkan dengan politik dan hanya ingin mengajar. Dan akhirnya Confucius mengakhiri pengembaraannya dengan kembali ke tanah air tercintanya yaitu kerajaan Lu pada tahun 484 SM.
Di sisa-sisa hidupnya di kerajaan Lu inilah Confucius mempunyai kesempatan untuk menulis lebih banyak buku. Dan di akhir cerita, Confucius meninggal pada tahun 479 SM di usia 79 tahun dan sebelum meninggal dia berpesan bahwa “jika dunia akan mengenalku, pasti melalui buku ini. Jika dunia akan menbenciku, pasti juga karena buku ini”.
Perlu diketahui bahwa, Confucius adalah membuat pendidikan ada untuk semua. Dan muridnya tersebar di seluruh dunia, dan hal ini membuat Confucius mendapatkan gelar “Orang bijak sepanjang masa”. Confucius dan ajaran-ajarannya mengkristal di banyak segi peradaban kuno Cina dan menjadi simbol untuk itu. Hal ini menjadi standar dalam politik, moralitas dan filsafat dan memiliki pengaruh mendalam dan abadi di Cina. Di masa kita, Confucius dikenal sebagai sarjana, pemikir besar (filosof), dan pendidik yang hebat.[]
Penulis: Surya Bara Noviansyah