Teater Akbar IMASIND 2024: Setan-Setan Pasar Sambangi FIB
Reporter: Ulfa Wardatul
Editor: Nandyta Alifia
Pertunjukan Teater bertajuk Setan-Setan Pasar sukses diselenggarakan dengan meriah oleh IMASIND (Ikatan Mahasiswa Sastra Indonesia), Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB Unej). Pagelaran ini terselenggara pada Sabtu (9/11) di Panggung Terbuka FIB Unej. Pementasan ini menarik karena memberikan kesan baru dibanding pemetasan sebelumnya. Poin menarik lainnya, cerita pada pementasan kali ini mengandung kritik sosial-politik.
Garda Ali Reyhan, selaku pimpinan produksi menekankan pentingnya kerja sama tim sebagai salah satu kunci berhasilnya pementasan teater kali ini. “untuk membuat kerjasama yang solid, menurut saya seluruhnya harus memiliki visi dan misi yang sama,” jelas Garda pada Sabtu (9/10).
Ada yang berbeda dari pementasan kali ini, kesan interaktif dan mempererat ikatan antara penonton dan penyelenggara dapat dirasakan selama pagelaran acara. Sebelum memasuki panggung, para penonton diarahkan untuk berkumpul di depan Gedung Ki Hajar Dewantara FIB, di lokasi tersebut telah disiapkan sesi karaoke untuk menghibur dan memeriahkan suasana sebelum pertunjukan dimulai. Dalam sesi ini penonton memiliki kesempatan untuk bernyanyi bahkan dapat mengusulkan lagu pilihan. menambah
Garda mengungkapkan keberhasilan terselenggaranya kegiata ini juga ditunjang oleh pengelolaan tim yang baik, “menurut aku, keberhasilan dalam mengelola tim adalah ketika aku melihat tim-timku bekerja secara tidak terpaksa dan menuangkan ide serta pendapatnya dan mereka bisa merasa berkembang di tim itu,” tuturnya.
Kisah Setan-Setan Pasar dekat dengan kehidupan nyata masayarakat kini. Pementasan ini mengisahkan seorang RT yang korup, menaikkan harga bahan pangan di pasar dengan semena-mena. Hal tersebut menyebabkan warga berpenghasilan rendah kesulitan memenuhi kebutuhan. Dampak lainnya, penghasilan para pedagang pasar menurun akibat kenaikan harga. Ironisnya, ketika warganya kesulitan ekonomi, para pejabat desa hidup bermewah-mewah.
Penampilan tetaer ini memiliki emosi yang kuat, penonton diajak untuk ikut merasakan konflik cerita selama pementasan berlangsung. Mario, salah satu mahasiswa Sastra Indonesia, penonton teater, mengungkapkan rasa kagumnya terhadap pertunjukan ini, “teater akbar ini menceritakan isu-isu sosial yang benar adanya di lingkungan masyarakat, pengemasannya juga sangat baik. Keren banget!” ungkapnya.
Mario juga turut menyampaikan pesan dan harapan kepada IMASIND selaku penyelenggara pagelaran tetater ini, “Sukses selalu. Keren banget IMASIND. Terus berkarya. Hidup sastra!” pungkas Mario.[]