Rayakan Diesnatalis Bersama Unej, Fakultas Ilmu Budaya Adakan Pagelaran Wayang Kulit Wahyu Kantentreman
Reporter: I. W. Prayogi
Editor: Nandyta Alifia
Dalam rangka memperingati Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Universitas Jember (Unej) ke- 60, digelar pementasan wayang kulit dan campur sari dengan mengusung lakon Wahyu Katentreman. Acara yang berlangsung pada Jumat malam (1/10) tersebut tak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sarana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk menghayati nilai-nilai budaya tradisional.
Pemilihan Wayang Kulit dalam perayaan Dies Natalis tahun ini berdasarkan penjelasan dari Wakil Dekan III, Dr. Ikwan Setiawan, M.A bertujuan untuk mengenalkan wayang sebagai budaya yang diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) kepada mahasiswa. “Alasan berikutnya adalah kan kita juga ingin kemudian ikut berkontribusi lah dalam kemajuan budaya Indonesia khususnya di wilayah Jember,” tuturnya.
Ikwan juga menyampaikan bahwa kegiatan budaya seperti ini berperan dalam membentuk karakter mahasiswa. “Dengan mengenalkan budaya secara langsung, paling tidak, akan ada impresi dalam benak mahasiswa mengenai suatu kebudayaan itu. Hal itulah yang kemudian diharapkan dapat menimbulkan empati kepada upaya-upaya untuk melestarikan kebudayaan” jelasnya.
Bertempat di Pendapa Krida Budaya, acara ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, staff FIB, dan sebagian masyarakat umum. Dalam sambutannya, Dekan FIB, Prof. Nawiyanto, M.A., Ph.D menyampaikan pentingnya pelestarian budaya tradisional, terutama di lingkungan kampus. “Sesuai dengan amanat undang-undang khususnya adalah undang-udang No. 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan, Fakultas Ilmu Budaya mestinya dalam usia yang ke- 60 juga ikut serta dalam upaya untuk memajukan kebudayaan,” tegasnya.
Wakil Rektor III, Dr. Fendi Setyawan, S.H., M.H yang turut hadir sekaligus membuka acara, sangat mengapresiasi antusiasme mahasiswa terhadap pagelaran budaya tradisional ini. “Tapi yang paling menyentuh perasaan saya malam ini adalah adik-adik mahasiswa semua, saya menyangka pasti yang lihat ini orang-orang yang sudah tua, ternyata para milenial, para generasi z, apresiasi untuk mereka,” ujarnya.
Pagelaran wayang kulit ini resmi dimulai pukul 19.00 WIB, ditandai dengan penyerahan wayang secara simbolis oleh Ketua Senat Unej, Drs. Andang Subaharianto, M.Hum., kepada Ki Dalang Andik Feri Bisono sebagai tanda dimulainya acara.
Lakon Wahyu Katentreman yang dibawakan Ki Dalang Andik Feri Bisono mengisahkan pencarian kedamaian batin melalui kejujuran, pengendalian diri, dan kemurnian hati, yang diharapkan bisa menginspirasi mahasiswa untuk menjadi pribadi yang tangguh dan bijaksana. Dekan FIB, Nawiyanto, juga mengapresiasi pesan mendalam dari lakon ini, yang menurutnya sejalan dengan nilai “working in harmony” yang diusung Universitas Jember. “Ketentraman dan keharmonisan adalah mimpi kita bersama,” ungkapnya dalam sambutan.
Rama Ryan Adidarma, mahasiswa FIB angkatan 2023, menyampaikan kesan positifnya. Ia menilai bahwa pagelaran ini tidak hanya mengenalkan kesenian wayang, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai kehidupan yang bisa dijadikan pembelajaran. “Di sini rasanya tidak hanya dikenalkan dengan bagaimana dan seperti apa kesenian wayang, tapi juga ada aspek pembelajaran dari nilai-nilai yang coba untuk disampaikan dari pertunjukan wayang ini,” ujarnya.
Melihat respons positif dari berbagai kalangan, Universitas Jember berencana akan lebih gencar menggelar pagelaran serupa ke depannya, sembari terus mendukung para seniman lokal. “Kita juga mendukung para seniman untuk berkembang dengan menciptakan ruang-ruang berkarya, sehingga mereka memiliki rasa kebanggaan tersendiri menggelar pertunjukan di kampus,” pungkas Ikwan, Wakil Dekan III FIB.[]