Penertiban Ormawa di Fakultas Sastra Universitas Jember (FS-UJ) pada Selasa (4/2) pekan lalu mendapat tanggapan dari mahasiswa. Langkah yang diambil Drs.Wisasongko, MA, Pembantu Dekan III (PD III) FS-UJ untuk menertibkan Ormawa justru dianggap sebagai faktor penghambat aktivitas Ormawa.
Hal ini diungkapkan oleh Rizky Ardiansyah Prayogo, Ketua Umum Dewan Kesenian Kampus (DKK) kepada Ideas pada Kamis (13/02) kemarin. Awalnya Rizky dan pihaknya merasa senang lantaran proses renovasi gedung Ormawa sudah selesai. Sehingga semua ormawa di FS-UJ bisa berktivitas kembali. “Saya sendiri merasa senang ketika ada serah terima ruangan. Karena itu sebagai tempat berkumpulnya anggota kami,” tutur Rizky.
Namun Rizky sempat kecewa dengan adanya peraturan yang dikeluarkan Wisasongko. Adanya peraturan tersebut, menurut Rizky, justru bisa berdampak pada program kerja Ormawa. “Dengan adanya peraturan tersebut, bukan malah menyukseskan program kerja Ormawa” kata Rizky. Pihaknya khawatir akan banyak program kerja Ormawa yang terhambat.
Selain itu, Rizky menyanyangkan dengan adanya peraturan yang mengharuskan Ormawa untuk membuat jam kerja. Sesuai yang dibacakan oleh Wisasongko pada acara serah terima gedung Ormawa FS UJ pekan lalu, bahwa para pegiat Ormawa dilarang beraktifitas di luar jam kerja.
Pengaturan jam kerja yang disusun oleh Wisasongko pun dianggap sangat tidak efektif. Sementara itu untuk beraktifitas, Ormawa membutuhkan waktu yang lebih dari perkiraan Wisasongko. Seperti yang dialami DKK, tutur Rizky, “Dengan pertimbangan banyaknya bidang yang memerlukan waktu latihan.”
Tak hanya karena kebutuhan Ormawanya, Rizky mengharapkan agar PD III FS-UJ tahu bagaimana duduk permasalahan Ormawa. “Jika kami berproses di Ormawa mulai pukul enam pagi, itu tidak bisa. Sendangkan proses perkuliahan selesai pada pukul sembilan malam. Jadi kami hanya ada waktu satu jam. Itu sangat tidak cukup,” tandas Rizky.[]
Penulis: Kholid Rafsanjani Editor: Dieqy Hasbi Widhana
