“Kita memberi dukungan dulu kepada warga Tumpang Pitu, yang kemarin juga sempat ada kriminalisasi mengenai aktivis itu,” tutur Raditya Ramadhan, Koordinator aksi dukungan penolakan Tambang Emas dan Stop Kriminalisasi Warga Tumpang Pitu. Kegiatan ini digagas oleh Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) se-Jember. Pada Jumat (08/09) aksi tanda tangan dukungan dilakukan oleh beberapa Mapala yang berada di Jember.
Ketua Umum Mapala di tiap fakultas mengajak mahasiswa untuk mendukung aksi penolakan Tambang Emas dan Stop Kriminalisasi Warga Tumpang Pitu. Aksi ini dilakukan pada pukul 08.00 sampai 10.30, yang diawali di lapangan Universitas Jember lalu dilanjutkan ke beberapa fakultas.
Radit mengatakan bahwa hasil dukungan akan dibawa langsung ke Banyuwangi bersama beberapa orang Mapala. Mereka mengadakan acara Kreativitas Warga Banyuwangi Tumpang Pitu di Depan Taman Makam Pahlawan. Acara tersebut berlangsung pada pukul 15.00 sampai 22.00 dengan beberapa pertunjukan salah satunya teaterikal, dan obrolan bersama tentang Tumpang Pitu. “Kalau masalah dukungan itu hasilnya kita bawa waktu malam kreativitas warga Banyuwangi, juga nanti diberikan kepada koordinator aksi, entah nantinya dibuat apa fungsinya ya silakan,” tambah Radit.
Radit berharap dengan adanya aksi penolakan Tambang Emas dan Stop Kriminalisasi Warga Tumpang Pitu, mahasiswa dapat memberi dukungan dan peduli terhadap Tumpang Pitu. “Jadi diri kita sendiri jangan sampai bungkamlah tentang tambang Tumpang Pitu itu,” ungkap Radit.
Muhammad Riza Imamuddien, Ketua Umum Mapala Swapenka Fakultas Ilmu Budaya mengatakan bahwa aksi dukungan ini merupakan bentuk dukungan moral ke masyarakat yang terdampak oleh tambang Emas Tumpang Pitu. Ia berharap dengan adanya aksi ini tidak akan ada lagi kriminalisasi yang terjadi. “Harapan kami ada suatu tanggapan yang jelas dari pemerintah dan juga tidak ada kriminalisasi orang-orang yang memperjuangkan lingkungan,” harap Riza.[]