Menggurat Visi Kerakyatan

Lekfas Gelar Kajian Ramadan dan Khotmil Al-Qur’an di Musala FIB UNEJ: Spirit Keilmuan di Bulan Suci

Reporter: Desti Sagita
Editor: Dewi Puji Lestari

20

Pada Rabu (19/3), Lembaga Kerohanian Fakultas Ilmu Budaya (Lekfas) Universitas Jember (Unej) menyelenggarakan Kajian Ramadan dan Khotmil Al-Qur’an di Musala Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Acara ini mengusung tema “Menyempurnakan Ramadan dengan Puasa, Zakat Fitrah, dan Amalan Sunnah.” Kegiatan ini menghadirkan Ustaz Muhammad Haidor, Lc., M.Pd.I., pengasuh Ponpes Al Amiry Jubung Sukorambi Jember serta dosen di Program Studi PGPAUD FKIP Unej.

 

Kholilatun Nuriyah, ketua umum Lekfas menyebutkan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkenalkan UKM Lekfas kepada banyak orang serta memberikan pemahaman mengenai keutamaan bulan Ramadan. “Tujuan diadakannya kegiatan ini untuk mengenalkan kembali Lekfas, selain itu bertujuan memberikan pemahaman kepada banyak orang terkait keutamaan dalam bulan Ramadan,” ucap Kholilatun.

 

Menurutnya, kajian ini perlu diadakan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB), karena lingkungan yang mendukung kebebasan berekspresi. Namun, kebebasan tersebut tetap memerlukan batasan yang jelas, sehingga kajian ini penting untuk diadakan. “Kita kan orang-orang yang benar-benar bebas berekspresi, pastinya setiap kebebasan pasti harus ada batasan dulu kan, sehingga perlu adanya kajian-kajian seperti ini,” jelasnya.

 

Kholilatun mengungkapkan bahwa terdapat beberapa tantangan dalam proses pelaksanaan kegiatan ini, seperti birokrasi di FIB yang rumit serta kurangnya komunikasi antaranggota “Tantangan yang dihadapi tidak hanya terkait dengan birokrasi fakultas yang rumit, tetapi juga kurangnya interaksi antaranggota panitia. Beberapa anggota yang masih jarang berkomunikasi merasa canggung saat rapat karena sebagian panitia itu volunteer, terkadang juga ada panitia yang sulit dihubungi,” ungkapnya.

 

Kholilatun berharap Lekfas lebih dikenal, diterima oleh masyarakat FIB, dan tidak disalahpahami sebagai organisasi khusus untuk umat Islam. “Harapan Lembaga Kerohanian (Lekfas) bisa lebih dikenal oleh masyarakat FIB, bisa diterima lebih oleh orang-orang, tidak dipandang sebelah mata, dan tidak ada kesalahpahaman bahwa di UKM Lekfas ini hanya untuk umat Islam saja, soalnya lembaga ini terbuka untuk semua agama, ya,” harapnya.

 

Wilda Indana Lazulfa, seorang volunteer di acara tersebut, tertarik bergabung dalam kepanitiaan UKM Lekfas karena latar belakangnya sebagai lulusan pondok pesantren dan ketertarikannya pada kajian Ramadan. ”Karena dari pengalaman sebelumnya aku lulusan pondok pesantren, jadi ketika tahu ada acara kajian dan mengundang pemateri untuk ceramah seputar Ramadan, rasanya jadi semangat untuk mengikuti kepanitiaan ini,” ujarnya. 

 

Wilda berharap, UKM Lekfas lebih semangat memperkenalkan diri dan semakin meriah dalam setiap acaranya. “Untuk UKM Lekfas lebih semangat lagi dalam memperkenalkan ke dunia luar, mau itu di FIB sendiri maupun luar, bahkan luar universitas. Selanjutnya bisa terus memeriahkan lagi acaranya. Mungkin, besok-besok bisa melakukan kegiatan di masjid Unej atau mengundang pemateri dari luar universitas,” pungkas Wilda. []

 

Leave a comment