Harlah Lekfas, inginkan pluralisme beragama lebih ditingkatkan
Hari Lahir (harlah) Lekfas Diperingati dengan Acara Tasyakuran Bertempat di Ruang 14 Gedung B FS UJ pada Senin (20/10).
Laily Nur Aini, Ketua Umum Lembaga Kerohanian Fakultas Sastra (Lekfas), mengharapkan keberagaman antaragama lebih dipererat. Hal tersebut diungkapkan Laily saat hari lahir (harlah) Lekfas pada Senin (20/10) kemarin. Harlah ini diperingati dengan acara tasyakuran bertempat di Ruang 14 Gedung B Fakultas Sastra Universitas Jember (FS UJ).
“Ya, Keberagaman dalam Kebersaudaraan temanya. Karena di Lekfas sendiri tidak hanya Islam sebenarnya, tapi kebanyakan anggotanya Islam. Tapi dari persaudaraan itu, kita tidak hanya merangkul Islam tapi juga non Islam,” ungkap Laily.
Menurutnya, dalam proses berorganisasi Lekfas sangat menjunjung tinggi kerukunan antarumat beragama. “Visi dan misi Lekfas, menjunjung tinggi nilai pluralisme dalam beragama,” tegas Laily ketika memberi sambutan.
Laily juga menjelaskan sejarah tentang Lekfas. Menurutnya, tidaklah mudah membentuk organisasi kerohanian saat itu. Lekfas terbentuk diawali dengan terjadinya kerusuhan antaragama 18 tahun lalu. “Awalnya Lekfas berdiri karena ada kerusuhan di Situbondo, yaitu kerusuhan pembakaran gereja di tahun 1996,” jelas Laily. Pada akhirnya Lekfas dibentuk untuk mengawal isu agama yang ada.
Melihat sejarah terbentuknya Lekfas, Laily juga menginginkan agar kedepannya mahasiswa non Islam dapat berproses bersama, sehingga pluralisme beragama semakin erat dan menjadi ciri khas Lekfas.
“Kalau bisa kedepannya ada acara seperti isra mi’raj atau seperti inilah, tapi buat yang non muslim biar kita dapat berproses bersama,” tambah Laily.