Menggurat Visi Kerakyatan

Akber Jember Gelar Kelas Travelling Videography

340

Kesekian kalinya Akademi Berbagi (Akber) Jember mengadakan kelas berbagi wacana. Pada  Rabu malam (19/02) kali ini kelas yang bertajuk ‘travelling videography’ diadakan di Kedai Gubug. Ini merupakan kelas ke-17 yang diselenggarakan oleh Akber Jember, sebuah gerakan yang mengarah ke pendidikan. Mentor malam itu ialah Ayos Purwoaji, pengasuh travel blog hifatlobrain.net.

Kedai Gubug menjadi pilihan tempat kelas itu diadakan. Suasana santai, nyaman, tidak kaku atau terlalu formal menjadi faktor terpenting dalam menciptakan nuansa komunikasi yang kondusif. Selain itu Kedai Gubug juga kerap menjadi ruang berkumpulnya para pegiat komunitas di Jember. “Salah satu tempat nongkrongnya anak-anak di Jember  itu di Kedai Gubug, biar kita lebih mudah sharing dan bisa lebih aktraktif,” ungkap Nurul Hidayah atau lebih akrab disapa Cak Oyong, salah satu koordinator Akber Jember.

Senada dengan Cak Oyong, Dedi Handoko pemilik Kedai Gubug yang bertempat di  Jalan Rotawu II/4-6 (Depan GKJW Karimata Jember) itu turut mendukung adanya kegiatan berbagi wacana. “Acara semacam travelling videography saya harap ada terus dan berkesinambungan. Agar bisa saling bertukar  pikiran dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dan kita memang lebih mengutamakan diskusi, launching buku, dan kegiatan lainnya yang turut mencerdaskan bangsa.”

Dalam kelas travelling videography dijelaskan ‘How to make a travelling videography‘ dan tips-tips membuat film dokumenter. Beberapa tips dari Ayos Purwoaji, mentor malam itu,  salah satunya yang paling dia tekankan adalah tetap rileks dan santai. “Enjoy your  trip, enjoy your  trik,” ujar Ayos disela-sela pemaparannya. Sama halnya dengan pepatah yang mengatakan malu bertanya sesat di jalan. Sebelum di akhir penjelasan mengenai travelling videography, dia lebih banyak menayangkan film-film dokumenter. Seperti karya Jay Subiyakto dan Renan Ozturk yang konsep kerumitan produksi filmnya sulit dibayangkan. Salah satunya film yang berjudul ‘In To The Mind’, ‘Rumahku Indonesiaku’ dan bebrapa karyanya sendiri yang berjudul ‘The Land Of Butterfly dan Kasado Festival’.

Ayos tak banyak bicara tentang teknis dalam kelas travelling videography. Tapi ia lebih menekankan kepada movie maker documentary agar terus berkarya. Jay Subyakto adalah salah satu tokoh inspirasi Ayos hingga saat ini, karna karya-karyanya yang cukup menakjubkan. “Sebetulnya penjelasan saya lebih pada motivasi agar selalu berkarya dan selalu mengapresiasikan karya kemudian di-share tidak lebih,” tegas Ayos yang juga kontributor National Graphic Travel.

Kelas yang diadakan oleh Akber  Jember mengundang kehadiran para movie maker dan mahasiswa di Jember.  “Yang pertama positif untuk khusus di kalangan mahasiswa, biar waktu liburan kita itu bisa digunakan untuk membuat video dan lebih berguna, karna impact-nya bukan hanya pada saya tapi juga yang melihat video saya,” ungkap Riandhani Yudha Pamungkas, Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film (PSTF) UJ.

Ayos Purwoaji berharap hadirnya gebrakan baru dari insan perfilman di Kota Jember. “Jember harus ada gebrakan melihat kebutuhan yang mendesak sekarang banyak televisi lokal dan isinya dangdut sama tarian tidak penting. Harusnya jember mempertemukan content provider anak-anak perfilman dan jurnalis yang mempunyai konsep dengan media. Percuma meskipun ada media tapi kontennya tidak mendukung,” tegas Ayos seusai kelas travelling videography.[]

 

Penulis: Fahmy Hilmy Abdillah
Reporter: Alifah Zaki Rodliyah
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Leave a comment