“Aku agak kaget sih pas tau materinya Agama Islam. Kan di sini kita agamanya gak cuma Islam meskipun mayoritas Islam,” tutur Sonia Kharisma, salah satu peserta Pengenalan dan Pengembangan Mahasiswa Baru (P2MABA) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB UJ) tahun 2017. Sonia menganggap pemberian materi Agama Islam kurang tepat bila disampaikan saat P2MABA.
Sonia mengungkapkan bahwa penyampaian materi Agama Islam akan memberi batas antara mahasiswa yang beragama Islam dengan selain Islam.“Itu jadi kayak nunjukin sekat antara minoritas dan mayoritas, kita yang mayoritas mungkin ngerasa biasa aja tapi kita gak tau perasaan yang minoritas gimana. Harus dengerin materi tentang agama kita bisa dibilang dengan terpaksa karena memang wajib ikut materi,” ungkap Sonia usai mengikuti kegiatan P2MABA Sabtu (7/10) lalu.
Arif Muhamad Rizal yang juga salah satu peserta P2MABA FIB UJ menjelaskan bahwa dirinya tidak mendapatkan jadwal pelaksanaan P2MABA. “Gak dapet jadwal memang, jadi tau informasinya cuma dari pendamping di grup kelompok itu,” jelas Arif.
Materi Agama Islam ini disampaikan selama satu jam oleh Wisasongko, Dosen Sastra Inggris di FIB UJ. Ia menjelaskan tentang kandungan Al-Quran, tuntunan shalat, dan kehidupan setelah mati.
P2MABA yang akan berlangsung delapan minggu ini telah memasuki minggu ke-3. Pada setiap pertemuan, peserta P2MABA mendapatkan satu materi pembelajaran dari dosen dan promosi dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) juga dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).
Wiviano Rizky Tantowi seorang peserta P2MABA yang menganut Agama Katolik juga berpendapat bahwa akan lebih baik apabila materi dan pendidikan moral suatu agama diberikan secara umum. “Di FIB sendiri kan mahasiswanya juga terdiri dari berbagai latar belakang agama, tidak menutup kemungkinan juga rasa kecemburuan sosial itu muncul,” tutur Wiviano.[]