Menggurat Visi Kerakyatan

Universitas Jember Jalani Vaksinasi Perdana, TTDKBC: Mahasiswa Diusahakan Vaksin di UJ

865

Sejak Januari (13/01) Joko Widodo (Presiden Republik Indonesia) telah mengawali suntik vaksin pertama di Indonesia. Program vaksinasi di Indonesia dilakukan secara bertahap, tahap pertama sasarannya para tenaga kesehatan, sedangkan untuk tahap kedua sasarannya para pekerja di sektor pelayanan publik. Dalam hal ini menyangkut para dosen dan tenaga pendidik. Senin (01/03) Universitas Jember (UJ) melaksanakan vaksinasi perdana di Gedung Soetardjo. Vaksinasi di kalangan kampus merupakan salah satu dari rancangan vaksinasi tahap kedua untuk memvaksin para pekerja di sektor pelayan publik.

Salah satu dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Hadi Sampurna, mendapat giliran suntik vaksin tahap pertama pada tanggal (01/03). Vaksinasi ini bersamaan dengan vaksinasi rektor UJ, Iwan Taruna, “Hari Senin kemarin, tanggal satu Maret, waktu bareng dengan Pak rektor,” ungkap Hadi pada (07/03).

Setelah vaksinasi pertama, akan ada vaksinasi tahap kedua. Hadi mengatakan bahwa vaksinasi tersebut diadakan dua minggu setelah vaksinasi pertama. “Jadwal vaksin berikutnya kemarin disampaikan, paling cepat dua minggu lagi, dua minggu setelah vaksinasi pertama,” ucap Hadi.

Saat disuntik vaksin, Hadi menuturkan bahwa suntikan yang ia rasakan sama seperti suntik biasanya. “Seperti disuntik biasa, tidak  ada rasa apa-apa. Ada pegelnya, tapi sedikit juga. Tidak sampai sakit sekali,” tuturnya.

Setelah penyuntikan vaksin yang pertama, Hadi mengatakan ia  merasa sedikit pusing dan mengantuk. “Kalau pusing sekali enggak, ya tapi ada pusing sedikitlah. Tapi tidak sampai  pusing sekali ya, terus ya mungkin sedikit ngantuk,” ucap Hadi.

Pada kamis (04/03), dr. Ulfa Elfiah, M. Kes., Sp. BP. RE. selaku Ketua Tim Tanggap Darurat Kesiapsiagaan  Bencana Covid-19 (TTDKBC) UJ menuturkan bahwa pengadaan vaksinasi di UJ sasarannya pada para tenaga pendidik di kalangan UJ.  “Dosen dulu, pokoknya civitas akademis yang aktif untuk saat ini targetnya,” ucap Ulfa.

Ulfa menuturkan bahwa sudah ada 750  tenaga pendidik yang divaksin, “Jadi hari pertama kita 100, hari kedua kita itu sudah 150, hari ketiga juga 250, hari ini kita 250,” tutur Ulfa.

Penyelenggaraan vaksin berada di Gedung Soetardjo yang terletak di Jl. Kalimantan, Krajan Timur, Sumbersari, Jember. Pemilihan di Gedung Soetardjo mempertimbangkan kondisi gedung yang cukup luas sehingga bisa menampung banyak orang sekaligus. “Kita memerlukan ruangan yang cukup lebar agar supaya orang itu tidak berkerumun. Jadi itu pertimbangannya mengapa di Soetardjo,” jelas Ulfa.

Ulfa juga menambahkan bahwa mengadakan vaksinasi tidak bisa langsung begitu saja, harus melalui tahap-tahapan tertentu. Tahapan tersebut berupa melakukan persiapan ruangan dan menyiapkan panitia. “Melaksanakan vaksin itu kan tidak semudah yang dipikirkan, tidak langsung menyuntik. Tapi kan ada tahapan-tahapan persiapan, ya mejanya, ruangannya.”

Selain itu, para tenaga pendidik juga harus mengisi formulir yang berisi tentang riwayat kesehatan, kemudian perlu pengecekan fisik sebagai tahapan lanjutan. “Kalau vaksin, cukup dia mengisi formulir yang harus menyatakan apakah dia mempunyai penyakit-penyakit tertentu yang sedang dialami, penyakit-penyakit kronis atau riwayat penyakit orang tersebut setelah itu baru dilakukan pemeriksaan fisik,” ujar Ulfa.

Ulfa juga menambahkan bahwa proses vaksinasi menggunakan dua tahap, saat ini UJ sedang menjalani tahap pertama vaksin, baru dua minggu berikutnya dapat melaksanakan penyuntikan vaksin yang kedua. “Ini vaksinasi yang pertama, yang tahap satu. Di vaksinasi itukan suntiknya dua kali ya, jaraknya dua minggu. Vaksinasi yang pertama sudah, vaksinasi yang kedua dua minggu setelah vaksinasi yang pertama. Kita masih yang pertama ini,” terang Ulfa.

Dalam proses vaksinasi, Ulfa mengungkapkan bahwa UJ menggunakan jenis vaksin Sinovac, vaksin ini merupakan vaksin yang didapatkan langsung dari Dinas Kesehatan. “Jadi memang di Indonesia kan baru ada Sinovac toh, kita kan distribusinya dapat dari Dinas Kesehatan. Kita dapatnya itu,” jelas Ulfa.

Berdasarkan penuturan Ulfa, efektivitas vaksin Sinovac sekitar 63% hal ini sesuai dengan data kesehatan yang menyatakan efektivitas vaksin Sinovac berkisar di angka 65,3%. Beliau juga menuturkan tujuan penyuntikan vaksin adalah untuk membentuk antibodi dalam tubuh manusia. “Tujuan vaksin ini kan dia merangsang tubuh untuk bisa mengaktifkan antibodi. Seberapa pun antibodi  yang terbentuk itu menurut saya tetap bermanfaatlah,” ungkap Ulfa.

Ulfa juga menjelaskan mengenai perbedaan antara Tes Genose (Gadjah Mada Electronic Nose) dengan pemberian vaksin. “Tes genose itu untuk pemeriksaan set antigen, genose itu nanti enggak ada hubungannya sama vaksin. Kalo vaksin kan menyuntikkan obat, kalo genose itu alat screening-nya yang bisa dipakai untuk menilai apakah seseorang sedang mengandung virus atau tidak,” ucap Ulfa. Genose merupakan alat yang dapat mendeteksi adanya virus Corona dalam tubuh melalui embusan napas.

Untuk vaksinasi mahasiswa, Ulfa menuturkan bahwa vaksinasi terhadap mahasiswa masih menunggu jadwal dari Dinas Kesehatan. “Nunggu jadwal dari Dinas Kesehatan karena terkait ketersediaan vaksin,” ucap Ulfa pada (06/03).

Ulfa menambahkan bahwa UJ mengupayakan agar mahasiswa UJ melakukan vaksinasi kampus, yakni di Unit Medical Center (UMC) atau Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM). “Diupayakan mahasiswa Unej tempatnya di Unej, di UMC atau RSGM,” ujarnya.

Ulfa berpesan kepada semua kalangan untuk bisa sama-sama menyukseskan program vaksinasi ini. “Mari kita beramai-ramai menyukseskan program vaksinasi ini. Agar supaya penyebaran COVID-19 segera cepat berakhir,” pesan Ulfa. []

Leave a comment