Menggurat Visi Kerakyatan

Pentas Teater Akbar Imasind, Gandeng Siswa SD dan SMA dalam Berkarya

356

Ikatan Mahasiswa Sastra Indonesia (Imasind) Fakultas Sastra Universitas Jember (FS-UJ) mengadakan pementasan Teater Akbar pada Minggu malam (06/04). Bertempat  di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa  Universitas Jember (PKM- UJ), acara dibuka dengan penampilan Tari Merak dan Tari Petik Kopi, yang  dibawakan oleh mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia (FS-UJ). Menyusul kemudian, penampilan Tari Tikus yang dibawakan oleh siswa SD Tegal Gede 2 Jember.

Lewat pementasan Teater Akbar dengan mengambil tema  “Seni dan Karya Anak Bangsa”, Imasind  menampilkan pertunjukkan teater dengan judul “Mencari Keadilan”. Pementasan ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa, namun juga para dosen FS-UJ, siswa SMA,  dan wali murid SD Tegal Gede 2 Jember. Selain siswa SD Tegal Gede 2 Jember, ada juga siswa MA Maarif Tempurejo yang turut memeriahkan dengan menampilkan dramatisasi puisi.

Teater Akbar kali ini  merupakan teater kedua  yang akan menjadi agenda tahunan Imasind. Nency Puji Lestari selaku Ketua Umum Imasind mengungkapkan, “Acara ini merupakan acara kedua, dan setiap tahunnya akan ada pementasan seperti ini.”

Pementasan teater akbar ini merupakan salah satu agenda Imasind dalam rangka mewadahi minat dan bakat mahasiswa, untuk diaplikasikan menjadi sebuah pengabdian kepada masyarakat. Seperti yang diungkapkan Risma Lailatul Rahmani, ketua panita kegiatan, “Acara tersebut merupakan aplikasi program kerja Divisi Bakat Minat dan Pengabdian Masyarakat di Imasind. Kami ingin memotivasi yang lain, terutama rekan-rekan mahasiswa. Ini lho anak-anak yang masih sekolah saja bisa seperti ini.”

Di akhir acara, panitia menyadiakan forum apresiasi. Penonton yang hadir pun memberikan tanggapan terhadap pementasan yang ditampilkan. Salah satunya, Rizky Ardiansyah Prayogo, Ketua Umum Dewan Kesenian Kampus (DKK) yang turut mengapresiasi pentas Teater Akbar Imasind, “Kedepannya teman-teman bisa lebih giat lagi mengadakan bentuk apresiasi terhadap ekspresi diri, ketika sebuah kegelisahan yang ada di hati dituangkan dalam bentuk (karya) yang lebih bagus,” tutur Rizky.[]

 

Penulis: Fiyruz Zakiyya
Editor: Kholid Rafsanjani
Leave a comment