Menggurat Visi Kerakyatan

Layar Kemisan Membuka Layar di Tengah Kampus yang Tenang

461

Kali ini Ideas.id mendapat kesempatan khusus bertemu dan mengobrol dengan Elmi Auliya Bayu, Direktur Layar Kemisan dalam rubrik Ngobrol.  Krewol Elmi sapaan akrab lelaki yang gemar menggambar ini, tengah menjalani studi di Program Studi Televisi dan Film (PSTF), Fakultas Sastra, Universitas Jember. Selain itu dia juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian Dewan Kesenian Kampus (DKK). Merupakan pentolan Siksa Kampus, band alakadar yang fenomenal. Dapat dijumpai di FB: Elmi Auliya Bayu P atau Twitter @KrewolElmi. Mari simak obrolan kami.

Hai Mi, baru dengar ada acara Layar Kemisan. Apa sih itu Mi?

Layar kemisan itu acara nonton film bareng di kampus.

Gimana ceritanya ada acara Kayar Kemisan?

Layar Kemisan ini acara yang lahir dari obrolan aku dengan Fauzi di warung kopi. Berawal dari keresahan kami, mahasiswa PSTF yang menginginkan adanya pemutaran film di Fakultas Sastra. Paling tidak kami punya produk yang bisa dikenalkan. Tapi kami ndak mau mengekslusifkan diri, kami ingin berbaur dengan jurusan lain, dengan fakultas lain bahkan dengan masyarakat sekitar. Sekalian ngeramein sastra, kita buatlah acara nonton bareng dengan nama Layar Kemisan. Siapa saja boleh ikut nonton.

Konsep acaranya seperti apa Mi?

Kita itu punya slogan ‘Mari Mengenal Film, Menonton Film, dan Berdiskusi’. Jadi konsepnya nanti kayak layar tancep, kayak tontonan jaman dulu, rame-rame kita nonton. Tempatnya juga terbuka kan, dan gratis. Setelah itu kita diskusikan filmnya bareng-bareng.

Siapa saja inisiator awalnya?

Awalnya ya aku sama Fauzi Rahmadani kemudian ada Ipung (M. Sudrajat) untuk acara perdana ini juga banyak dibantu mahasiswa PSTF anggkatan 2012. Oiya untuk sementara ini tiga orang tadi rangkap jabatan. Aku diserahi jabatan direktur sama cipta visual, Ipung publikasi sama pemutaran dan Fauzi sebagai programer sama database.

Apa yang kalian harapkan dari acara ini?

Gak  muluk-muluk sih, kita ingin mutar film terus, kita bisa nonton film bareng-bareng, kita bisa ngobrolinnya bareng-bareng gitu saja.

Pendanaannya kalian dapat dari mana?

Untuk saat ini pakai uang kami pribadi. Kebetulan juga film yang diputarkan film-film jaringan kita sendiri gak perlu danalah. Jadi gak terlalu banyak juga pengeluarannya.

Ada target kedepan buat acara ini?

Kalau acaran ini sukses, selain pemutaran film ini kami ingin sekalian pameran juga, pameran karya, foto. Acara intinya tetap nonton film, Cuma gak masalahkan ada pamerannya.

Selain itu, sebenarnya kami ada tiga program. Pertama pemutaran Layar Kemisan ini sendiri yang khusus memutar film-film pendek di kampus. Kedua Sinema Garasi, pemutaran film di garasi sesuai namanya ya, diputar digarasi dengan kapasitas terbatas. Film yang diputar berbeda dengan Layar Kemisan, film anti mainstream, film yang bagi orang awam itu aneh, tidak mudah dimengerti. Film yang tidak mungkin ditonton semua oranglah namun menarik didiskusikan. Kemudian program yang ketiga bioskop masuk desa, nyenengin banyak orang dengan nonton film bareng agar istilah bioskop tidak hanya untuk kalangan menengah ke atas. Itu sih, tapi sekarang masih jalan Layar Kemisan dulu.

Ngomong-ngomong kenapa namanya Layar Kemisan?

Kenapa kami pilih kata kemis, karena kesannya lebih familiar dan merakyat dari kamis. Awalnya ingin pakek kemis wage biar lebih kejawaan gitu takutnya bentrok sama acara lain kita ga bisa milih kamis yang lain, nanti jadinya bukan kemis wage. Biar lebih mudah pakek kemis jadi layar kemisan.

Leave a comment