Menggurat Visi Kerakyatan

Investasi Pertanian Negara Berkembang Kian Menurun

354

Selain ancaman akan kemiskinan dan kelaparan dunia, investasi pertanian di negara-negara berkembang menurun drastis selama dekade terakhir.Kendati itu Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menunjukkan adanya korelasi positif dengan ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan.

Tanggungjawab bersama SDGs diniatkan bisa membantu momentum itu terus berjalan. “MDGs pada dasarnya ditargetkan hanya pada negara berkembang dan negara miskin, sedangkan SDGs akan diterapkan universal, ditempatkan dalam agenda global,” ujar Dorian Kalamvrezos Navarro, koordinator SDGs pasca-2015 dari FAO.

Di tengah kritik bahwa proses desain MDGs tidaklah cukup merangkul semua, sebuah “partisipasi yang lebih terlibat oleh, dan kemitraan yang efektif dengan, seluruh pemangku kepentingan yang relevan telah ditekankan sebagai elemen kunci kerangka kerja pasca-2015,” kata Navarro.

Contohnya, demi upaya menjembatani kesenjangan di antara seluruh pemangku kepentingan serta mendukung hubungan timbal-balik dan dialog global, “Kelompok Pembangunan PBB (UNDG) menyelenggarakan serangkaian konsultasi pemangku kepentingan di tingkat nasional dan regional serta satu set 11 konsultasi tematik tingkat global,” ujar Navarro.

Itu adalah kunci, ujar Manish Bapna, direktur pelaksana World Resources Institute (WRI). Menimbang perubahan iklim, cepat meningkatnya tingkat urbanisasi, dan perubahan demografi, agenda pasca-2015 “harus dikerjakan bersama dan universal, tidak meninggalkan satu di belakang yang lain –yang memunculkan aksi dari negara berkembang dan negara maju, Utara dan Selatan,” kata Bapna.

Karenanya, “ketahanan pangan adalah satu contoh sempurna dari sebuah bidang yang bisa relevan secara universal dan sebuah ‘tiga keberhasilan’ (triple win) [untuk agenda pasca-2015] dengan mengintegrasikan aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi,” katanya.

Navarro menjelaskan, “kemitraan global yang baru harus menekankan kerjasama segitiga atau Selatan-Selatan dan berfokus pada pertukaran praktik-praktik yang baik, kelembagaan, dan dalam hal lainnya”, guna mencapai ketahanan pangan di seluruh dunia.

Contoh kemitraan semacam itu adalah koalisi Beyond 2015 di mana Oxfam Internasional menjadi anggotanya. Beyond 2015 adalah sebuah kampanye global, terutama terdiri dari organisasi masyarakat sipil dari Utara dan Selatan, yang menyokong kerangka kerja pasca-2015 yang kuat dan punya legitimasi serta berbasis nila-nilai bersama seperti lingkungan berkelanjutan, hak asasi manusia, keadilan dan tanggungjawab global.

Sekjen PBB diharapkan melaporkan agenda pasca-2015 pada pengujung 2014, dengan mempertimbangkan berbagai masukan yang diterima selama proses tersebut. Negosiasi antarpemerintah tentang agenda pembangunan pasca-2015, yang akan mengerucut pada KTT September 2015, diharapkan bertepatan dengan presentasi versi final SDGs.*

 

Penulis: Genevieve L. Mathieu
Penerjemah: Fahri Salam
Editor: Budi Setiyono & Kholid Rafsanjani
 
Naskah ini dipublikasikan atas kerjasama Yayasan Pantau, IPS Asia-Pasifik, dan LPMS-Ideas
Leave a comment