Sekitar 500 Zine Dipamerkan dalam Zine Fest Jember
Zine Fest Jember memamerkan sekitar 500 zine dari berbagai kota di Indonesia. Kegiatan ini digagas oleh Sebuah Project, ruang kolektif untuk pegiat seni, literasi dan industri kreatif di Jember.
Prayogi Machrus Adi, koordinator Zine Fest kagum melihat banyaknya zine yang terkumpul serta antusias pengunjung. “Ini di luar ekspektasi kita sih sebenernya,” kata Prayogi.
Ia bersama panitia Zine Fest mulai menghubungi pegiat zine sekitar sebulan lalu. Mereka meminta agar pegiat zine bersedia memamerkan karyanya. “Kita sudah ngubungin temen-temen di luar kota, pegiat zine juga. Mereka support dan antusias sama kegiatan ini,” jelas Prayogi. Ini terlihat dari banyaknya zine yang dikirim oleh pegiat zine berbagai kota. Kota tersebut antara lain Jakarta, Bekasi, Bandung, Sidaoarjo, Surabaya, Malang, Banyuwangi, Ngawi, Mojokerto, Yogyakarta, Semarang, Pati dan Solo.
“Awalnya kita mau bikin konsepnya sederhana. Yang penting kita bikin pameran zine,” tutur Prayogi. Sampai akhirnya sekitar 500 zine terkumpul. Zine tersebut ditata dalam sebuah ruang. Beberapa digantung di tembok berlatar hitam, sedangkan yang lain dijajarkan di atas meja bambu. Pengunjung bebas membacanya. Bila tak selesai membaca atau ingin meminta beberapa zine, panitia memperbolehkan. Pengunjung hanya perlu mengganti uang foto copy, zine pun bisa dibawa pulang.
Prayogi menilai banyaknya zine yang terkumpul dan antusias penonton, karena zine memiliki daya tarik tersendiri. Zine menjadi media alternatif bagi orang-orang yang ingin meluapkan kebebasan ekspresinya. Tidak ada batasan dalam zine. Semua orang bebas menulis apa yang ia mau. “Dilihat dari track record zine itu, ini sebuah media publikasi yang fleksibel, kalau menurutku. Gak terlalu patok sama kaidah jurnalistik. Semua bisa nulis,” terang Prayogi.
Selain pameran, beberapa kegiatan juga digelar dalam Zine Fest. Kegiatan tersebut antara lain workshop dan diskusi zine, workshop fermentasi apel, dan workshop tattoo. []