Menggurat Visi Kerakyatan

Menikmati Kecemasan dalam Pentas Monolog DKK

517

Dewan Kesenian Kampus (DKK) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB UJ) menggelar pementasan bertajuk Monolog Belantara Cemas pada Sabtu (26/11). Pementasan monolog perdana DKK ini menampilkan lima naskah bertema kecemasan.

Lima judul monolog yang ditampilkan antara lain Aeng oleh Sultan Aziz Jabbar, Balada Sumarah oleh Mifta Sonia, Siapa Yang Gila? oleh Aura Leilashafa Dibhan, Demokrasi oleh Vika Nova Ayu, dan Rahim oleh Muslimatur Rosyiidah. Semua monolog yang ditampilkan memiliki kesamaan tema, yaitu kecemasan. ʺNaskah yang kita pilih juga adalah naskah yang isinya tentang kecemasan dari setiap problema yang ada,ʺ ujar Aditya Indra Oktoriansyah, pimpinan produksi Belantara Cemas.

Belantara Cemas sendiri merupakan lambang dari kehidupan manusia yang tidak lepas dari kekhawatiran. ʺSeperti tagline-nya, manusia itu lahir dan hidup, dan mati dalam belantara cemasnya sendiri. Jadi manusia tidak luput dari kecemasan, ʺ  tambah Aditya.

Persiapan pentas ini cukup lama, sekitar dua bulan. Sedangkan kegiatannya diselenggarakan selama dua hari, Sabtu dan  Minggu. Selain pentas monolog, DKK juga menerbitkan buku Antologi Puisi Belantara Cemas. Launching antologi ini dibarengi dengan beberapa penampilan seperti musikalisasi puisi.

Tak hanya anggota baru bidang teater yang tampil, DKK juga mengajak pelajar untuk ikut serta. ʺKita juga istilahnya mewadahi temen-temen dari MA Alqodiri Jember yang satu penampil yang bernama bernama Sulton membawakan Aeng,ʺ jelas Adit.

Penampilan kelima monolog ini disambut baik oleh penonton. Atikah Syarafina, mahasiswa Sastra Inggris FIB UJ mengaku menikmati pementasan. Salah satu monolog yang paling disukai Atikah adalah Balada Sumarah. ʺMenurutku pementasan monolog ini sangat menarik karena jarang sekali yang menggunakan monolog di pementasannya. Isi dari pementasannya juga menyentuh aku menikmati sekali dengan apa yang DKK suguhkan,ʺ cerita Atikah. []

 

Penulis: Abdul Haris Nusa Bela

Leave a comment