Menggurat Visi Kerakyatan

Mengusung Teater Realisme, Imasind Gelar Teater Akbar 2022

600

Pada Sabtu (15/10) Ikatan Mahasiswa Sastra Indonesia (Imasind) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB Unej) kembali menyelenggarakan pementasan teater akbar setelah tiga tahun vakum, akibat Pandemi Covid-19. Teater Akbar merupakan puncak acara dari rentetan kegiatan Semarak Pesta Sastra (Semesta) 2022 Imasind. Pementasan kali ini membawa naskah Orang Asing yang beraliran realisme.

Nabila Fitri Handayani, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2019, sekaligus sutradara pada pementasan kali ini, mengungkapkan alasan mementaskan aliran realisme adalah untuk  memberikan wawasan mengenai pementasan teater tanpa melanggar konsep kenyataan dalam teater. “Surealis itu sudah mendobrak konvensi atau peraturan yang memang disepakati bersama. Nah bagaimana cara kita mendobrak konvensi kalau kita konvensi aja enggak selesai. Kita bisa mendapatkan konvensi itu di realis. Otomatis orientasi pementasan ini adalah belajar, gitu,” ungkap Nabila pada Sabtu (15/10). Realisme merupakan salah satu aliran dalam teater yang dipentaskan benar-benar sesuai atau serupa dengan kondisi dunia nyata, sedangkan surealisme merupakan aliran teater yang melanggar aturan kenyataan dalam teater.

Nabila menjelaskan Naskah Orang Asing dipilih atas dasar kesepakatan bersama setelah melakukan diskusi yang cukup panjang dengan anggota tim produksi. “Sebenarnya Orang Asing ini salah satu dari beberapa opsi naskah. Setelah kita diskusikan, bedah tipis-tipis, kemudian kita sepakat untuk menentukan naskah Orang Asing,” jelas Nabila.

Selain itu ia juga menuturkan alasan lain naskah Orang Asing terpilih sebagai naskah yang dipentaskan tahun ini. Menurutnya, naskah ini memiliki kesesuaian dengan kondisi masyarakat tiap zaman. “Karena pembacaan kita, naskah orang asing itu, relate. Mau dibawa ke zaman kapan pun ini relate,” tuturnya.

Naskah Orang Asing yang dipentaskan pada pagelaran pementasan teater akbar ini menceritakan tentang polemik kehidupan keluarga yang berkaitan dengan kondisi ekonominya. Keluarga tersebut merupakan keluarga miskin yang bertempat tinggal di sebuah wilayah terpencil di bibir hutan. Keluarga miskin dan serba kekurangan itu beranggotakan seorang  tokoh Ayah yang bekerja serabutan dengan mencari makanan di hutan atau menjadi buruh kebun. Seorang tokoh Ibu rumah tangga yang berusia renta dan berperan mengurus rumah, serta seorang tokoh Sinah, anak perempuan keluarga itu yang mengalami kecacatan. Satu  kakinya pincang disebabkan gigitan anjing, serta salah satu tangannya tidak normal sebab terkena paku.

Pada suatu ketika keluarga itu kedatangan seorang tamu yang tidak dikenal dan tidak diketahui jelas dari mana asalnya. Orang asing yang bertamu itu datang dengan penampilan yang rapi layaknya orang perkotaan, dengan membawa sebuah koper berisikan uang. Muncul niat jahat keluarga ini, untuk menghabisi nyawa tamu asing itu, sebagai upaya memperoleh harta benda yang dimilikinya.

Mengenai isi, menurut Nabila naskah ini mencoba menguak kondisi kesenjangan sosial akibat pengaruh perubahan pola kehidupan di masyarakat. “Naskah orang asing membicarakan tentang kesenjangan sosial, bagaimana pengaruh modernisme terhadap kehidupan masyarakat, bagaimana pola-pola kehidupan masyarakat ketika sudah menjadi masyarakat urban, seperti itu,” jelasnya.

Nabila juga mengungkapkan bahwa kegiatan pementasan teater ini mengalami kendala dalam proses penyelenggaraannya. Ia menyampaikan kendala tersebut berasal dari perbedaaan pendapat antar anggota tim produksi. “Kita enggak satu pemikiran akan ada banyak konflik atau pertikaian yang muncul ketika kita kerja bareng  gitu itu sih,” ungkap Nabila.

Harapan Nabila melalui pementasan naskah Orang Asing yang beraliran realisme ini, mahasiswa Sastra Indonesia khususnya Imasind dapat menjadikan pementasan ini sebagai contoh pementasan teater selanjutnya. “Harapannya teater akbar 2022, Orang Asing ini bisa menjadi salah satu pijakan bagi temen-temen di Imasind yang berproses lagi, harapannya  ini bisa menjadi salah satu bekal,” pungkasnya.

Amelia Dwi, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2021, membagikan bagian menarik dari pementasan teater yang diselenggarakan oleh Imasind, bagian itu ada pada akhir cerita yang tidak sesuai perkiraanya. “Pas ending. Awalnya itu kayak bosen sih, maksudnya ya, biasa aja ceritanya, kayak si tamunya dateng cuman gitu doang kirain, eh ternyata endingnya ada plot twist-nya dan itu menarik banget sih,” ujar Amel pada (16/10). []

Leave a comment